Curhat Mantan Kader PKS
12 Maret 2013 13:49:08
Diperbarui: 24 Juni 2015 16:55:06
Sewaktu saya masih aktif di
kampus, sebelum predikat PNS melekat, saya adalah bagian dari Partai Keadilan
(sekarang PKS). Ketertarikan saya menjadi bagian dari kader PKS adalah ketika
diajak oleh seorang kawan mengikuti semacam pengajian yang diikuti oleh
beberapa orang sekali seminggu. Dalam istilah PKS disebut dengan liqo'.
Laki-laki (Ikhwan) dan Perempuan (Akhwat) kegiatannya terpisah.
Dalam kegiatan liqo ini diisi
dengan majelis zikir dan majelis ilmu. Perihal keimanan, tauhid, ibadah, amalan
sunnah, dikupas habis dalam majelis yang mirip zaman Rasulullah terima wahyu
ini. Apa yang dipelajari musti diamalkan, dipertemuan berikutnya akan
dievaluasi (mutaba'ah). Tidak boleh ada kebohongan, kejujuran adalah hal utama.
Solusi-solusi akan dirembukkan bersama. Tidak ada rasa malu dan rendah harga
diri disini. Persaudaraan sesama muslim sangat kental terasa. Kami diajarkan
bertanggungjawab dengan tugas amalan harian, jika tidak rampung maka di denda
(iqob).
Dalam satu majelis liqo
dipimpin oleh satu murabbi yang lebih senior, kami dilatih menjadi da'i,
berdakwah, tabligh akbar, majelis zikir, kemudian setiap bulan ada juga
Tarbiyah Tsaqifyiah yaitu pengajian gabungan dari berbagai kelompok, setiap dua
bulan sekali ada juga mabid (malam ibadah). Intinya tugas kami sebagai kader
adalah mengamalkan ilmu dengan mengisi mutaba’ah yaitu semacam catatan ibadah
dan amalan harian yang optionnya yang saya ingat diantaranya ibadah (hubungan
dengan Allah), tilawah, qiam, rawatib, sholat dhuha, bacaan Al Quran, mathurat
, silaturahim dan lain-lain, dan tugas kader yang tak kalah pentingnya adalah
mengajak orang beribadah atau diistilahkan “Rabthul’Am”, berdakwah sambil
menjaga hubungan dengan umat.
Kekuatan persaudaraan antar
sesama kader sangat kuat. Selain kegiatan diatas kami juga mengisi kegiatan
dengan berolahraga bersama,sepakbola, futsal, camping, tafakur alam, dan lain
sebagainya. Bahkan saya bisa nyetir mobil dari kegiatan kader di internal PKS
tersebut. Juga banyak yang mendapatkan jodoh lewat wasilah atau perantara antar
murabi ikhwan dan murabi akhwat di PKS. Sesama kader juga wajib saling
mengingatkan, curhat, dan tolong menolong dalam kesulitan baik materi maupun
rohani. habluminannas yang sangat indah dan takkan terlupa. Ketika saya harus
hijrah, untuk alasan suatu hal. Kemudian lulus menjadi PNS, kegiatan seperti
itu saya "tinggalkan" karena ada larangan PNS berpolitik. Sebenarnya
batin saya memberontak. Ada kehilangan yang sangat terasa ketika harus jauh
dari saudara-saudara sesama muslim yang luar biasa. Ingin rasanya mengurus
surat mutasi, dan menjalin hubungan silaturahmi dengan kader PKS di daerah
dimana saya hijrah dan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti dulu lagi.
Namun niat itu hingga kini
tidaklah terujud. Namun hubungan internal diluar kepartaian masih terus
terjalin dengan teman-teman di PKS. Banyak teman yang menyesalkan
"keluar"nya saya dari partai. Apalagi saya sudah menjadi senior (murabbi)
yang sudah merekrut banyak kader. Menurut mereka biarpun tak menjabat lagi
dipartai karena status PNS setidaknya saya bisa aktif di dakwah atau
pengkaderan. Akhirnya saya memilih diluar kotak saja. Simpatisan. Setelah
beberapa tahun berlalu, ketika saya sudah diluar kotak, namun kontak dengan
teman-teman dan kader PKS dimana saya bertugas tetaplah terpelihara.
Mereka juga sering kerumah
bersilaturahmi kerumah, dan berdiskusi tentang apa saja termasuk masalah
politik PKS. Saya melihat seburuk apapun badai yang menerjang PKS sekarang,
namun saya yakin tidak akan mampu mengalahkan kesolidan internal PKS. Karena
yang menyatukan mereka bukanlah pandangan politik tapi lebih kepada
persaudaraan sesama muslim yang sudah terbentuk dan mengakar kuat lewat kegiatan-kegiatan
yang sangat bermanfaat baik didunia maupun akhirat. Insyaallah, tidak akan ada
satupun kekuatan yang dapat menghancurkan gerakan ini, karena tujuannya sangat
mulia, yaitu mulai dari memperbaiki diri, keluarga, masyarakat dan negara.
Bilapun ada yang "salah" maka itu
adalah kesalahan pribadi mereka yang musti juga dipertanggungjawabkan secara
pribadi. Teruslah berjuang wahai saudaraku, berjuang dalam Indahnya ukhuwah
dalam dekapan rabithah, "bersalaman" rekat yang kuat dalam ketaatan
hanya utk Allah SWT. Salam.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alchemist/curhat-mantan-kader-pks_552999b1f17e61d60ad623dc
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alchemist/curhat-mantan-kader-pks_552999b1f17e61d60ad623dc