"Zakat Membersihkan Harta Dan Jiwa"



     Alhamdulillah, syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah mempertemukan kita kepada bulan yang penuh barakah, rahmat, dan maghfirah, yakni bulan Ramadhan 1433 H ini. Semoga kita bisa mengisi bulan ramadhan ini dengan amal-amal hasanah sehingga menambah pundi-pundi pahala di sisi Allah Swt., amin ya rabbal alamin.
Ramadhan adalah bulan yang mulia. Di dalamnya, Allah memerintahkan hambaNya untuk berpuasa, yakni menahan syahwat lisan, syahwat perut, dan syahwat farji sejak fajar sampai matahari terbenam, agar bisa mencapai derajat tertinggi di sisi Allah Swt., yakin insan yang bertakwa. Di dalamnya, Allah Swt., telah menetapkan perintah-perintah wajib yang bisa membersihkan manusia dari segala dosa kecil dan mensucikan harta serta jiwa manusia. Selain ibadah puasa, Allah telah mensyariatkan zakat kepada hambaNya dalam rangka mensucikan jiwa dan harta. Dalam sesi ini, kita akan berdiskusi tentang zakat sebagai wasilah untuk membersihkan harta dan jiwa. 
1.     Kedudukan zakat dalam Islam
Zakat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam, yakni sebagai salah satu rukun Islam. Allah Swt. bahkan mensejajarkan kata sholat dan kewajiban berzakat dalam Al Qur`an dengan disebutkan dalam berbagai bentuk kata. Salah satunya adalah, “…Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS. At Taubah :5)

Zakat memiliki kedudukan penting dalam Islam setelah kewajiban sholat. Saking pentingnya kewajiban zakat, Allah Swt. sangat memuji kepada orang yang menunaikan dan mengancam dengan hukuman dunia dan akhirat bagi orang yang meninggalkan dengan berbagai daya dan upaya. Allah Swt. memperingatkan,”…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’” (Qs: Al-Taubah: 34-35). Selain itu dalam beberapa hadits shahih dijelaskan bahwa :
  1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang.
  2. Bila zakat bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan binasa.
  3. Pembangkang zakat dapat dihukum dengan denda bahkan dapat diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar ketika setelah Rasulullah wafat dimana banyak suku Arab yang membangkang tidak mau membayar zakat dan hanya mau mengerjakan sholat. 
2.     Makna zakat
Zakat menurut bahasa memiliki beberapa makna, yaitu: Al-Thohuru (membersihkan atau mensucikan), Al-Barakatu (berkah), An-Numuw (tumbuh dan berkembang), dan As-Sholah (beres atau keberesan).
Zakat bermakna membersihkan atau mensucikan. Makna ini menyampaikan bahwa orang yang menunaikan zakat karena Allah Swt. dan bukan karena siapapun atau apapun, maka Allah Swt. akan membersihkan jiwa dan harta tersebut. Allah Swt. berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan (yakni membersihkan dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda) dan mensucikan (yakni menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati dan memperkembangkan harta benda) mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Taubah: 103)

Zakat bermakna berkah. Makna ini menyampaikan bahwa orang yang mengeluarkan hartanya untuk berzakat di jalan Allah Swt., maka hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah Swt. Keberkahan harta akan memberikan dampak positif kepada seseorang sehingga memperoleh keberkahan di dalam kehidupannya. Orang yang hidupnya berkah, maka ia akan dimudahkan oleh Swt. untuk bisa istiqamah dalam menjalankan kebaikan-kebaikan sesuai syariat Allah Swt. Tidak hanya itu, ia bahkan bisa menambah amal-amal kebaikan dalam kesehariannya. Mengapa zakat bisa memberikan keberkahan dalam hidup seseorang ? Ini dikarenakan orang yang berzakat pada hakikatnya telah membersihkan harta dari kotoran sehingga harta yang dipergunakan dalam kehidupan kesehariannya adalah harta yang suci dan bersih. 

Zakat bermakna tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang menunaikan zakat, maka dengan izin Allah Swt. hartanya akan senantiasa tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kebersihan harta yang digunakan dalam kesehariannya. Allah Swt. tidak akan pernah memberikan permasalahan terhadap harta dan usaha (misalnya bangkrut, hancur, rugi dalam berusaha) terhadap orang-orang yang menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah Swt. semata.
 Allah Swt. berfirman, ”Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan.”. (Qs. Ar-Rum: 39). 
Zakat bermakna keberesan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang menunaikan zakatnya, maka harta akan selalu beres dan Allah Swt. akan senantiasa menjaganya dari berbagai permasalahan. 

3.     Hakikat zakat
Zakat terdiri atas dua macam, yakin zakat jiwa (zakat fitrah), dan zakat maal (harta). Zakat fitrah berasal dari kata al-fithr (berbuka). Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan dalam Islam. Zakat fitrah ini wajib dikeluakan per jiwa umat Islam dan dibayarkan sebelum berbuka, yaitu sholat Idul Fitri. Sedangkan zakat mal berasal dari kata maal (harta). Zakat mal untuk mensucikan harta dari hal-hal yang haram dan menjaga harta dari orang-orang yang berhak. Hakikat dari zakat fitrah dan zakat mal adalah untuk membersihkan dan mensucikan jiwa dan harta. 

Secara logika matematis, seseorang yang berzakat justru akan berkurang hartanya. Misalnya orang yang mempunyai uang Rp 150.000 dan mengeluarkan zakat sebesar Rp 10.000, maka uang tinggal Rp 140.000. Secara matematis, uang kita berkurang. Namun Rasulullah Saw. menyampaikan ”Tidak akan berkurang harta karena sedekah dan zakat. Barang siapa memberikan zakat infaq dan sadaqah kepada orang-orang yang memerlukan, berarti ia telah mengutangkan sesuatu kepada Allah dan Allah yang bertanggung jawab membayarnya.” Allah Swt. berfirman, ”Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

 Jadi, hakikat orang-orang yang berzakat selain membersihkan jiwa dan harta, juga menambah barakah dan kuantitas harta.  
Referensi:
  1. Majalah Asy-Syariah edisi 10.
  2. www.rumahzakat.org
  3. Kitab fikih zakat, Dr Yusuf Qardawi
 
Powered by Blogger