“sekiranya
mereka beriman kepada Allah, kepada nabi dan kepada apa yang diturunkan
kepadanya (nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu
menjadi penolong-penolong”.
((al-Maidah: 81)
- Dengan mengakomodasi golongan Syi’ah, maka ini berarti secara sadar, dan terencana ingin membangun konflik diantara elemen-elemen bangsa Indonesia.
- Dengan keputusan Mega yang menjadikan Jokowi sebagai calon presiden, dan mendapatkan dukungan dari kelompok konglomerat Cina, seperti James Riyadi, yang nota bene, seorang pendeta Evengelis, dan murid dari Pendeta Pat Robertson, di Amerika, maka sejatinya akan menciptakan konflik antara kepentingan kelompok Kristen, konglomerat Cina, dan sekarang ditambah dengan Syi’ah.
- Tetapi, Muslim Indonesia diberi ‘PR’ Syi’ah oleh PDIP dan Jokowi, agar energy umat Islam habis hanya untuk mengurusi masalah ‘Syi’ah’. Sehingg kaum Muslimin lupa dengan masalah utama yaitu menghadapi ancaman nyata dari kalangan Kristen dan konglomerat Cina, karena telah tertutup isu tentang Syi’ah yang telah menguras energy itu tadi. Sehingga, kelompok Kristen dan konglomerat Cina, semakin leluasa dengan dukungan Jokowi menguasai Indonesia, secara ekonomi dan politik.
- Dalam Pengajian di Masjid Al-Azhar Jakarta, Dr.Zain al-Najjah mengatakan, “Partai sekuler dengan mengajukan calon presiden ‘Muslim’, tujuannya untuk mengelabui dan menipu para pemilih Muslim.”
Beredar
berbagai informasi yang sangat menarik. Tentang kabinet Jokowi, jika ia menjadi
presiden nanti. Informasi yang beredar itu, membuat miris.
Sebuah
informasi beredar, jika Jokowi terpilih menjadi presiden dalam pemilihan
presiden nanti, maka Jokowi akan mengangkat tokoh Syi’ah Indonesia, yaitu
Jalaluddin Rakhmat menjadi menteri agama.
Sekarang,
Jalaluddin Rakhmat menjadi salah satu calon legislatif dari PDIP, di daerah
pemilihan Jawa Barat. Betapa tokoh Syi’ah ini masuk di PDIP, dan sekarang
diakomodasi oleh partai yang dipimpin Mega. Jika Jalaluddin Rakhmat menjadi
menteri agama, maka ini akan berarti timbulnya bencana di Indonesia.
Dalam
hal ilmiah akademis saja Jalaluddin Rakhmat telah dikenal melakukan
kebohongan-kebohongan public. Hingga LPPIMakssar menulis data dengan
bukti-bukti berjudul Mapping/ Pemetaan Kebohongan Publik Jalaluddin Rakhmat http://www.nahimunkar.com/mapping-pemetaan-kebohongan-publik-jalaluddin-rakhmat/.
Bagaimana
pula bila kementerian agama negeri terbesar jumlah muslimnya sedunia ini lantas
dipegang Jalaluddin Rakhmat, orang yang di kalangan akademisi telah dinilai ada
semacam cacat akademis seperti itu?
Ditambah
lagi, Jalaluddin Rakhmat adalah pentolan aliran sesat Syi’ah, yang aliran itu
kini telah terbukti menodai agama. Di ataranya, tokoh Syiah Sampang Tajul Muluk
terbukti menodai agama dengan mengaggap Al-Qur’an tidak murni lagi. Maka Tajul
Muluk divonis penjara 2 tahun oleh pengadilan negeri Sampang karena terbukti
melanggar pasal 156a KUHP tentang penodaan agama. Kemudian Tajul Muluk naik
banding, lalu divonis pengadilan tinggi Surabaya 4 tahun penjara. Kemudian
Tajul Muluk mengajukan kasasi, dan ternyata ditolak MA, maka harus menjalani
hukuman penjara 4 tahun karena terbukti menodai agama yakni menganggap
Al-Qur’an tidak murni lagi. (lihat
kejahatan-syiah-dari-mazdak-hingga-tajul-mulu http://www.nahimunkar.com/kejahatan-syiah-dari-mazdak-hingga-tajul-muluk-sampang/).
Juga artikel Kasasi Tajul Muluk Ditolak MA: Bukti Ajaran Syiah Menodai Agama –
See more at: http://www.nahimunkar.com/kasasi-tajul-muluk-ditolak-ma-bukti-ajaran-syiah-menodai-agama/#sthash.qnJec0Ea.dpuf
Orang
masih berkilah, itu kan Syiah Sampang, kalau Syiah di lain tempat kan tidak
begitu.
Apabila
masih ada yang berkilah bahwa itu hanya Tajul Muluk saja, sedang syiah yang
lainnya di Indonesia ini tidak begitu, maka coba lihat bagaimana Jalaluddin
Rakhmat dengan konco-konconya dari Ijabi bahkan didukung pula oleh penghalal
homoseks Musdah Mulia membela syiah sampang dengan “menyerang” MUI dalam dialog
di tv kompas Senin malam (16/9 2013). Hingga ada surat terbuka untuk presiden
mengenai kasus itu. Inilah suratnya.( Jalal Tuduh MUI Dusta, Oknum Syiah
Kafirkan Sahabat By nahimunkar.com on 17 September
2013 http://www.nahimunkar.com/jalal-tuduh-mui-dusta-oknum-syiah-kafirkan-sahabat/)
Juga silakan lihat link ini Kasasi Tajul Muluk Ditolak MA: Bukti Ajaran
Syiah Menodai Agama – See more at:· http://www.nahimunkar.com/kasasi-tajul-muluk-ditolak-ma-bukti-ajaran-syiah-menodai-agama/#sthash.p0JhOrx3.dpuf.
– See more at: http://www.nahimunkar.com/fatwa-sesatnya-syiah-mui-masih-tunggu-apa-lagi/#sthash.183vFLdC.dpuf
Di
samping itu secara terbuka, Haidar Bagir yang disinyalir sebagai pentolan syiah
juga menuduh adanya tahrif Al-Qur’an (perubahan teks dari aslinya)
di Republika, edisi 27 Januari 2012, Dr. Haidar Bagir menulis artikel berjudul,
“Sekali Lagi, Syiah dan Kerukunan Umat“.
-
See more at:
http://www.nahimunkar.com/ini-pernyataan-kh-maruf-amin-tentang-quraisy-shihab-pendukung-syiah/#sthash.lcf3N2az.dpuf
Dari
segi ancaman keamanan bagi bangsa Indonesia, Syiah yang masih minoritas di
Indonesia saja telah terbukti berani membunuh umat Islam yakni warga NU
(Nahdlatul Ulama) di Puger Jember. (lihat: Tahun Lalu Syiah Puger Jember
Membacok, Kini Membunuh By nahimunkar.com on
12 September 2013 http://www.nahimunkar.com/tahun-lalu-syiah-puger-jember-membacok-kini-membunuh/
Watak dendam Syiah terhadap Umat Islam itu buklan hanya disandang oleh manusia Syiah di Puger Jember yang sampai membunuh orang Muslim itu, namun pentolan syiah, Jalaluddin Rakhmat sendiri telah mengancam umat Islam. (Ancaman Jalaluddin Rakhmat untuk Indonesia http://www.nahimunkar.com/ancaman-jalaluddin-rakhmat-untuk-indonesia/ )
Kenyataan
ini menunjukkan, Umat Islam Indonesia bahkan bangsa ini pada umumnya berhadapan
dengan gambaran yang sangat perlu disikapi dengan cermat, hati-hati dan
benar-benar perlu munajat berdoa kepada Allah Ta’ala agar berkenan
menyelamatkan Umat Islam yang jumlahnya terbesar di dunia ini. Bahaya syiah
telah di depan mata.
Gambaran
yang dimaksud, beritanya sebagai berikut.
***
Jokowi Presiden, Jalaluddin Rakhmat Menteri Agama
JAKARTA
(voa-islam.com) – Beredar berbagai informasi yang sangat menarik. Tentang
kabinet Jokowi, jika ia menjadi presiden nanti. Informasi yang beredar itu,
membuat miris. Karena akan mempunyai dampak yang sangat serius bagi stabilitas
politik, dan integrasi bangsa.
Dari
informasi yang beredar itu, dan sifatnya inside sekarang sudah berlangsung
diskusi di internal orang-orang yang dekat dengan Jokowi tentang kabinet
bayangan.
‘Kabinet
bayangan’ itu, bukan hanya duduknya tokoh-tokoh yang dipilih akan menjadi
‘nahkoda’ di bidang politik, ekonomi, dan pertahanan semata, tetapi yang paling
peka, menyangkut kepentingan umat Islam. Di mana, sebuah informasi
beredar, jika Jokowi terpilih menjadi presiden dalam pemilihan presiden nanti,
maka Jokowi akan mengangkat tokoh Syi’ah Indonesia, yaitu Jalaluddin Rakhmat
menjadi menteri agama.
Sekarang,
Jalaluddin Rakhmat menjadi salah satu calon legislatif dari PDIP, di daerah
pemilihan Jawa Barat. Betapa tokoh Syi’ah ini masuk di PDIP, dan sekarang
diakomodasi oleh partai yang dipimpin Mega. Jika Jalaluddin Rakhmat menjadi
menteri agama, maka ini akan berarti timbulnya bencana di Indonesia. Jalal terkenal
ahli komunikasi dan akan sangat berpengaruh dilingkungan PDI.
Dengan
masuknya Jalaluddin Rahmat di dalam kabinetnya Jokowi itu, membuat umat Islam
Indonesia akan menjadi ‘letih’, energinya habis disibukkan oleh ‘PR’
(pekerjaaan rumah), berhadapan dengan masalah isu Syi’ah. Sehingga,
masalah-masalah pokok yang strategisnya tidak lagi mendapatkan perhatian.
Seperti
dikemukakan oleh mantan Ketua YLBHI, dan sekarang Ketua Bidang Hukum FPI,
Munarman SH, mengatakan, masalah dan tantangan yang timbul jauh lebih besar,
dibandingkan dengan kemampuan dan kekuatan umat Islam. Maka umat Islam tidak
akan pernah bisa maju, karena terus disibukkan dengan adanya masalah-masalah
yang timbul.
PDIP dikenal sebagai gudangnya kelompok ‘Kristen’, dan mereka menjadi ‘think-thank’ di
dalam PDIP. Sangat wajar, jika PDI selalu berseberangan
dengan kepentingan umat Islam. PDIP pernah ‘walkout’ saat membahas UU
Perkawinan, UU Sisdiknas, dan sejumlah undang-undang lainnya. Karena,
bukan semata-mata, PDIP sebagai partai sekuler, tetapi
sudah menjadi kendaraan kelompok Nasrani.
Sekarang, PDIP mengakomodasi golongan Syi’ah, dan pasti akan
menjadi masalah ‘PR’ baru bagi umat Islam.
PDIP tidak memahami ‘mainstream’ (arus utama) Muslim di Indonesia adalah
golongan Sunnah wal jamaah, dan bermazab Syafi’i. Dengan
mengakomodasi golongan Syi’ah, maka ini berarti secara sadar, dan terencana
ingin membangun konflik diantara elemen-elemen bangsa Indonesia.
Dengan
keputusan Mega yang menjadikan Jokowi sebagai calon presiden, dan mendapatkan
dukungan dari kelompok konglomerat Cina, seperti James Riyadi, yang nota bene,
seorang pendeta Evengelis, dan murid dari Pendeta Pat Robertson, di Amerika,
maka sejatinya akan menciptakan konflik antara kepentingan kelompok Kristen,
konglomerat Cina, dan sekarang ditambah dengan Syi’ah.
Tetapi,
Muslim Indonesia diberi ‘PR’ Syi’ah oleh PDIP dan Jokowi, sehingga energinya
habis hanya untuk mengurusi masalah ‘Syi’ah’. Mereka akan lupa dengan
masalah utama mereka. Di mana sekarang ini kaum Muslim menghadapi ancaman nyata
dari kalangan Kristen dan konglomerat Cina, serta tertutup isu tentang Syi’ah.
Sehingga,kelompok Kristen dan konglomerat Cina, semakin leluasa dengan
dukungan Jokowi menguasai Indonesia, secara ekonomi dan politik.
Sementara
itu, dalam acara ‘Pengajian Politik Islam’ (PPI), Dr.Zain al-Najjah,
mengatakan, ‘Partai sekuler dengan mengajukan calon presiden ‘Muslim’,
tujuannya untuk mengelabui dan menipu para pemilih Muslim”, tegasnya, Minggu,
16/3/2014. (afgh/dbs/voa-islam.com) Senin, 16 Jumadil Awwal 1435 H / 17 Maret
2014 09:49 wib
***
Cukuplah
ayat Allah sebagai rujukan:
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka
tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah
apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada
mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada
Allah, kepada nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi),
niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi
penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(al-Maidah: 80-81)
Ibn
Taimiyah berkata tentang ayat ini: “penyebutan jumlah syarat mengandung
konsekuensi bahwa apabila syarat itu ada, maka yang disyaratkan dengan
kata “seandainya” tadi pasti ada, Allah berfirman:
“Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada
nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi), niscaya mereka
tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong”.
Ini
menunjukkan bahwa iman tersebut menolak penobatan
orang-orang kafir sebagai wali-wali (para kekasih dan penolong), tidak mungkin
iman dan sikap menjadikan mereka sebagai wali-wali bertemu dan bersatu dalam
hati. Ini menunjukkan bahwa siapa yang mengangkat mereka sebagai wali-wali,
berarti belum melakukan iman yang wajib kepada Allah, nabi dan apa yang
diturunkan kepadanya (al-Qur’an)” (Ibn Taimiyah, Kitab al-Iman, 14)
(nahimunkar.com)