Pasalnya, PKS dinilai sebagai kekuatan riil yang lebih siap tampil
menjadi lokomotif menghadapi manuver pencitraan Jokowi dan PDIP yang
belakangan ini telah menuai suara kritis dari berbagai kalangan
masyarakat.
"Harus fair bahwa PKS sebagai partai kader lebih siap dan sangat progresif menggalang dukungan suara ummat Islam dibandingkan dengan partai-partai Islam lainnya," tegas Habib Umar Alhamid, Selasa (18/3/2014).
Menurutnya, meskipun PKS mengalami tekanan pemberitaan yang condong melemahkan citra partai berbasis politisi muda tersebut, namun hal itu justru membuat PKS kian tangguh, terorganisir dan solid.
"PKS itu partai kader yang telah teruji memiliki kehandalan dalam berpolitik, jutaan kaum muda muslim yang bergabung di partai ini memiliki kecakapan dan visi perjuangan yang jelas," ujarnya.
Terkait dengan konsolidasi partai-partai Islam pasca pemilihan legislatif, lanjut Habib Umar, PKS sangat berpeluang meraih suara yang signifikan. Dan dimungkinkan PKS akan tampil sebagai kekuatan pemersatu bagi partai-partai Islam dan partai beraliran nasionalis lainnya yang memiliki kesamaan visi politik.
"Klaim PKS akan meraih dukungan tiga besar, saya kira sangat mungkin terjadi. Mengingat, partai ini memiliki jaringan yang luas, solid dan benar-benar terjun menggalang dukungan suara ummat," katanya.
Mantan koordinator pemenangan pemilu PPP DKI Jakarta itu menambahkan, bila nanti perolehan suara PKS unggul, maka partai-partai Islam mesti legowo untuk bergabung menyatukan kekuatan dalam sebuah koalisi bersama mewakili suara ummat.
"Insting saya, PKS akan menjadi wadah pemersatu dari semua elemen dan partai-partai Islam, kita tunggu saja hasil Pileg nanti, akan ada gebrakan besar yang mengagetkan publik.
" Habib Umar menghimbau, PKS dan partai-partai Islam terus bergerak menjalin komunikasi intensif dan menyiapkan kesektariatan bersama untuk menggalang konsolidasi politik nasional jelang pemilu presiden.
"Semua elemen Islam harus bersatu dan sudah saatnya tampil sebagai kekuatan politik yang cerdas, terorganisir dan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai perubahan yang sejalan dengan aspirasi rakyat, spirit Pancasila dan UUD 1954," tegas Habib Umar.
"Harus fair bahwa PKS sebagai partai kader lebih siap dan sangat progresif menggalang dukungan suara ummat Islam dibandingkan dengan partai-partai Islam lainnya," tegas Habib Umar Alhamid, Selasa (18/3/2014).
Menurutnya, meskipun PKS mengalami tekanan pemberitaan yang condong melemahkan citra partai berbasis politisi muda tersebut, namun hal itu justru membuat PKS kian tangguh, terorganisir dan solid.
"PKS itu partai kader yang telah teruji memiliki kehandalan dalam berpolitik, jutaan kaum muda muslim yang bergabung di partai ini memiliki kecakapan dan visi perjuangan yang jelas," ujarnya.
Terkait dengan konsolidasi partai-partai Islam pasca pemilihan legislatif, lanjut Habib Umar, PKS sangat berpeluang meraih suara yang signifikan. Dan dimungkinkan PKS akan tampil sebagai kekuatan pemersatu bagi partai-partai Islam dan partai beraliran nasionalis lainnya yang memiliki kesamaan visi politik.
"Klaim PKS akan meraih dukungan tiga besar, saya kira sangat mungkin terjadi. Mengingat, partai ini memiliki jaringan yang luas, solid dan benar-benar terjun menggalang dukungan suara ummat," katanya.
Mantan koordinator pemenangan pemilu PPP DKI Jakarta itu menambahkan, bila nanti perolehan suara PKS unggul, maka partai-partai Islam mesti legowo untuk bergabung menyatukan kekuatan dalam sebuah koalisi bersama mewakili suara ummat.
"Insting saya, PKS akan menjadi wadah pemersatu dari semua elemen dan partai-partai Islam, kita tunggu saja hasil Pileg nanti, akan ada gebrakan besar yang mengagetkan publik.
" Habib Umar menghimbau, PKS dan partai-partai Islam terus bergerak menjalin komunikasi intensif dan menyiapkan kesektariatan bersama untuk menggalang konsolidasi politik nasional jelang pemilu presiden.
"Semua elemen Islam harus bersatu dan sudah saatnya tampil sebagai kekuatan politik yang cerdas, terorganisir dan konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai perubahan yang sejalan dengan aspirasi rakyat, spirit Pancasila dan UUD 1954," tegas Habib Umar.